KARAOLEN DARI SIMOK “SINGKONG MONTOK”
KHAS KORONG KAYU GADANG NAGARI LIMPATO SUNGAI SARIAK KECAMATAN VII
KOTO SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Oleh:
Kelompok 43
DPL Fadhila Yusri, M.Pd
ABSTRAK
Korong Kayu Gadang merupakan salah satu Korong yang ada di Nagari
Limpato Sungai Sariak di kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang
Pariaman, dengan jumlah penduduk kurang lebih 350 orang terdiri dari 150 orang
laki-laki dan 200 orang perempuan. Karaolen berdiri pada tahun 1990 yang mana
orang yang mengembangkan usaha karaolen tersebut yaitu Mak Tina yang sudah
dilakukan secara turun temurun kepada anak-anaknya sampai sekarang. Pada proses
pembuatan karaolen sangat mudah sekali, bahan-bahannya pun mudah dicari
seperti: singkong, minyak goreng, garam, kunyit, serta daun bawang. Di Korong
Kayu Gadang pada umunya masyarakat bermata pencarian sebagai pedagang seperti
pedagang katupek Gulai Tunjang dan Sate, jadi para pedagang memasok karaolen
dari usaha Mak Tina untuk dijadikan pelengkap makan katupek dan sate, karena
rasanya yang gurih dan renyah.[1]
Kata kunci: Korong Kayu Gadang,
Karaolen dari Simok (Singkong Montok)
A.
Pendahuluan
Korong Kayu
Gadang merupakan salah satu Korong yang ada di Nagari Limpato Sungai Sariak di
kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman, dengan jumlah
penduduk kurang lebih 350 orang terdiri dari 150 orang laki-laki dan 200 orang
perempuan. Rata-rata penduduk di Korong Kayu Gadang bermata pencaharian sebagai
PNS, Pegawai Swasta, Buruh Harian Lepas, pedagang, peternak. Kehidupan sosial
dan budaya penduduk Korong Kayu Gadang lebih mengutamakan silaturrahmi serta
sangat rukun bertetangga karena di Korong Kayu Gadang penduduk yang mempunyai
suku sama maka penduduk menganggap sebagai kerabat dekat atau yang dikenal
dalam bahasa minang “Dusanak”. Budaya yang dijalankan sekarang masih sama pada
waktu zaman dulu. penduduk di Korong Kayu Gadang masih mempertahankan adat
serta budaya yang berkembang dulu sampai sekarang.
Kami tertarik
mengangkat karaolen untuk dijadikan artikel di blog kami karena, keripik yang
biasa kita sebut sehari-hari berbeda dengan penyebutannya dengan penduduk yang
ada di Korong kayu Gadang. Bahan serta proses pembuatan karaolen atau keripik
itu sama, yang membedakannya hanya penyebutan.
B.
Pembahasan
1.
Deskripsi Program
Program yang kami angkat adalah karaolen penduduk di Korong Kayu
Gadang menyebutnya. Karaolen adalah makanan yang terbuat dari singkong yang
diiris tipis kemudian sebelum ke tahap penggorangan karaolen sudah diberi bumbu
kunyit dan garam. Biasanya rasanya adalah asin dengan aroma yang gurih.
Perkembangan sekarang banyak memunculkan variasi rasa yang berbeda, tidak hanya
asin gurih tetapi juga asin pedas dan manis pedas.
Makanan ini yang sering disebut penduduk di Korong Kayu Gadang
dengan nama karaolen berbeda dengan penyebutan keripik ditempat lain, karena
penduduk di Korong Kayu Gadang menjelaskan memang karaolen disebut di
kampungnya. Sedangkan penyebutan atau nama lain dari karaolen tersebut adalah
keripik singkong yang sangat renyah dan gurih. Sehingga kami tertarik untuk
mengangkat karaolen sebagai artikel di kelompok kami, karena penyebutan nama
keripik singkong yang berbeda yaitu “karaolen” berbeda dengan tempat lain.
Keunggulan karaolen atau keripik singkong ini rasanya yang khas,
renyah, serta gurih. Serta pemberian warna kuning yang masih alami yang terbuat
dari kunyit tanpa bahan kimia, jadi aman saat dikonsumsi. Serta singkong
memiliki banyak manfaat dan khasiatnya bagi kesehatan. Manfaat singkong juga
dikenal sebagai umbi yang memiliki khasiat antioksidan, antikanker, antitumor,
dan dapat meningkatkan nafsu makan. Tak hanya itu singkong juga mampu menyembuhkan
beragam penyakit. Serta pada proses pembuatan karaolen yang tidak memerlukan
waktu lama, dalam pembuatannya pun sangat mudah.
Walaupun pembuatan karaolen sangat mudah kita harus memperhatikan
singkong yang baik untuk digunakan sebagai bahan makanan adalah singkong manis,
karena memiliki kadar asam sianida yang relatif rendah sehingga tidak beracun
jika dikonsumsi. Selain itu juga harus diperhatikan dalam cara pengolahannya
serta memilih singkong yang masih segar untuk dijadikan bahan makanan.
Proses pembuatannya cukup mudah yaitu yang harus kita lakukan
pertama kali adalah mengkupas dan mencuci singkong setelah itu singkong dicuci
bersih kemudian diiris tipis dan diberi bumbu kunyit dan garam, selanjutnya
baru ke tahap penggorengan, dan diangkat jika warna karaolen sudah kecoklatan.
Pengemasannya pun sangat tradisional, dengan memakai kemasan yang
sederhana, tempat strategis, harga yang sangat terjangkau, dan ramah kepada
pelanggan.
2.
Pelaksanaan Program
Kami melaksanakan program ini pada awalnya kami melakukan pendataan
kerumah penduduk di Korong Kayu Gadang, kemudian kami menemukan salah satu
usaha penduduk di Korong Kayu Gadang yang sedang membuat keripik singkong yang
mana mereka menyebut dengan karaolen, dan kami pun sempat melihat proses
pembuatannya dan pengemasannya yang sangat mudah. Setelah kami melakukan
pendataan kami pun melakukan program ini dengan cara mewawanncarai penduduk
yang membuka usaha karaolen tersebut serta turun kelapangan dan menanyakan
secara langsung kepada penduduk tentang penamaan karaolen, sehingga kami
tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah artikel.
Yang terlibat dalam pelaksanaan program ini adalah kelompok KKN PPM
2019 keompok 43, warga sekitar, serta keluarga besar tempat usaha karaolen
tersebut.
Keterlibatan warga sekitar dalam memberikan informasi tentang
makanan tradisional yang khas di Korong Kayu Gadang membuat kami sebagai warga
baru di Korong Kayu Gadang sangat tertarik untuk mengangkat Karaolen sebagai
artikel, karena kami merasa tertarik dengan penamaan sebuah keripik di Korong
Kayu Gadang. Kemudian pengusaha Karaolen yang baik dan ramah, saat kami
melakukan wawancara dengan pemilik usaha mereka sangat antusias dalam
menjelaskannya sehingga bentuk keterlibatan dari anak KKN yaitu dengan
mewawancarai serta ikut melihat proses pembuatan karaolen, keterlibatan warga
sekitar seperti yang sudah dijelaskan diatas warga membantu kami dalam
memberikan informasi tentang makanan serta usaha khas Korong Kayu Gadang,
sedangkan keterlibatan pengusaha keripik tentunya menjelaskan pertanyaan
wawancara secara detail, seperti daerah yang paling jauh pada pemasaran
karaolen yaitu padang serta pekanbaru. Penjualan karaolen pun sudah masuk ke
Mini Market dengan pembelian karaolen dari agen kepada pengusaha, kemudian agen
tersebut yang memasrkan karaolen di Mini Market contohnya.
3.
Tingkat Keberhasilan Program
Berhasil atau
tidaknya program karaolen
Kalau kita membahas tentang berhasil atau tidaknya bisa dilihat
dengan pemasaran karaolen yang sudah jauh. Keberhasilan tercapai bila pemodalan
yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi keberhasilan. Sehingga dapat
dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi
secara teknis dan efisiensi secara ekonomis. Bila usaha yang dijalankan tidak
berhasil atau belum mencapai keberhasilan alangkah baiknya tidak cepat menyerah
teruslah mencari faktor-faktor apa yang membuat kegagalan dan apa solusi serta
penyelesainnya.
Apabila suatu usaha yang dilakukan tidak berhasil dalam dunia
bisnis merupakan hal yang biasa, asalkan jangan sampai putus asa. Teruslah
belajar dari kegagalan semakin orang sering belajar akan semakin pandai dalam
mengatur bisnis yang dijalankan. Karena dengan begitu kita bisa tahu dan
mengerti hal-hal apa saja yang bisa membuat bisnis kita gagal dan selanjutnya
akan lebih berhati-hati dalam melangkah. Kita juga bisa belajar bisnis dari
rekan bisnis yang sudah mempunyai pengalaman.
Karaolen di Korong Kayu gadang sudah mencapai tingkat kesuksesan
dalam pemasaran, serta kalau dibelum dibilang belum sukses tidak mungkin karena
pemasaran karaolen sudah menembus keluar daerah seperti padang dan pekanbaru
itu sudah dibilang berhasil karena pemasarannya tidak berputar kedaerah itu
saja, untuk kedepannya alangkah baiknya kemasannya dibuat tempat serta nama
produksi karaolen dan tempat produksi karaolen tersebut dan untuk bersaing di
bidang bisnis sebaiknya produk karaolen dibuat dengan meningkatkan kebersihan
dan pengemasan yang menarik minat pelanggan.
C.
Kesimpulan
Singkong yang diolah menjadi keripik
menjadi bisnis oleh masyarakat di Korong Kayu Gadang, menariknya masyarakat
Korong Kayu Gadang menyebutnya dengan penamaan yang berbeda yaitu “karaolen” dengan penamaan tersebut
akan menarik minat pembeli. Tingkat keberhasilan pemasaran karaolen sudah
tercapai bisa dilihat dari pemasaran yang menembus ke luar daerah.
Diharapkan kedepannya usaha karaolen
ini dapat dikembangkan atau dilanjutkan kembali kedepannya. Melihat kondisi
pasar yang cukup baik dan respon masyarakat juga baik. Selain itu, diharapkan
pemasaran produk dilakukan dalam volume yang besar, tentunya didukung daya
modal yang besar untuk mengembangkannya.
D.
Daftar Pustaka
Hasil wawancara dengan warga, pengusaha, dan informasi lain sebagai
pendukung pembuatan artikel KKN-PPM Tahun 2019 kelompok 43,(kamis 26 juli
2019).
[1] Peserta
KKN PPM IAIN Bukittinggi 2019 dengan peserta, Oktaviarti, Mila Rahayu, Yofanny
Ahmad, Betha Octavia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar